Menulis buku tenggorokan dengan desain Anda adalah impian sejumlah kecil penenun ATBM. Yang lain tidak tertarik untuk menulis buku, tetapi lebih tertarik untuk memulai bisnis merajut atau merajut untuk bersenang-senang. Saya adalah salah satu dari tiga jenis aktivis rajutan yang bermimpi menulis buku rajutan desain saya sendiri. Salah satu alasan keinginan saya adalah saya ingin mendokumentasikan karya desain saya dengan tertib dan menyenangkan. Mungkin di masa depan akan menjadi kenangan bagi generasi saya, hahaha.
Nah, ternyata menulis buku dengan pola merajut tidak semudah itu, sobat. Selain kesulitan teknis penulisan template yang mudah dipahami pembaca, menggambar diagram template juga membutuhkan komitmen yang kuat untuk mewujudkan impian tersebut (tidak berhenti di tengah jalan karena bosan atau sebab lainnya). .
Bahkan setelah menulis naskah untuk buku, masih ada jalan panjang. di sana
1. Anda harus sabar mencari penerbit yang mau menerbitkan naskah.
2. Bahkan setelah diterima, editor kemungkinan harus merevisi isi naskah agar sesuai dengan selera pasar sasaran editor. Nama penerbitnya komersial, jadi mereka tidak mau menerbitkan naskah yang sudah jadi. Setelah saya menyerahkan naskah tenunan ke penerbit, naskah saya diterima dengan syarat saya mengubah 90% dari jaringan yang dikirimkan. Saat itu saya tidak menerima permintaan tersebut. Setelah membaca posting blog tentang menulis buku rajut di balik layar, seorang pemilik blog yang telah menerbitkan dua buku dengan penerbit besar mengatakan bahwa naskah buku rajut pertamanya membutuhkan revisi total. jika itu akan diterbitkan oleh penerbit X.
Sisi baik.
1. Setelah buku terbit, kita tidak perlu lagi khawatir mendistribusikan buku-buku kita ke toko-toko buku di seluruh nusantara. Idealnya, tugas kita selanjutnya adalah mengiklankan buku-buku kita di semua jejaring sosial kita dan mengikuti jadwal periklanan buku yang diatur penerbit kita (jika ada).
2, tanpa perlu modal besar. Pola kami hanya menulis di komputer dan rajutan kami. Sedangkan biaya cetak buku, distribusi buku, iklan, penjualan buku ditanggung penerbit. Kami menunggu hasil penjualan buku Pu Publishing kami.
Menerbitkan sendiri buku rajutan memiliki konsekuensinya.
1. Harus ada sumber daya yang cukup untuk produksi buku. Biaya pembuatan buku meliputi biaya tata letak, desain sampul , fotografer kain, pencetakan buku di percetakan, biaya operasional ISBN dan pemeliharaan wirawiri , biaya distribusi. Buku-buku itu ada di toko buku itu sendiri.
2. Selain biaya produksi, kita harus mengurus perhitungan keuangan penjualan buku dan promosi kita. Promosi buku ini bisa berupa resensi buku (baik di rumah, di kafe atau di toko) untuk menerbitkan buku kita. Biaya penyajian buku ini juga tidak sedikit lho. Promosi minim. Kami mengiklankan buku kami di jejaring sosial.
Sisi baik.
1. Semua konten dalam buku berada di bawah kendali kami sendiri; atas permintaan kami, baik isi buku maupun desain sampul tidak dikendalikan oleh pihak ketiga.
2. Semua hal yang berkaitan dengan pembukuan kami sepenuhnya berada dalam kendali kami. Kami telah belajar banyak tentang buku yang diterbitkan sendiri (istilah " penerbitan independen " sekarang banyak digunakan).
Berbicara tentang desktop publishing, dia adalah seorang stylist tenun asing yang baru saja menerbitkan bukunya. Saya mengikutinya dari awal. Butuh waktu sekitar tiga tahun sejak dia pertama kali berpikir untuk menulis dan menerbitkan bukunya hingga saat dia menerbitkannya. Berapa banyak kesabaran dan dedikasi yang Anda miliki, bukan?
Stylist ini bukan orang yang pelit, dia berbagi cerita tentang cara menulis bukunya di blog pribadinya, apalagi dia juga sering menawarkan template berbayar yang terbatas, terjemahan bahasa Indonesianya bikin bingung-- . Bukunya dengan 4 nama (tema 4 musim) baru diterbitkan bulan ini dan saat ini sedang dalam masa publisitas. Ya, saya suka gambar di buku Anda, suatu hari saya harus belajar gambar yang begitu bersih dan indah.
Baca lebih lanjut tentang bukunya yang baru-baru ini diterbitkan tentang Promosi di sini.
